Sunday, August 4, 2013

“Tanah Air di Negeri Asing”



Indonesia tanah airku...

Ditengah hiruk pikuk manusia, ada sebuah kain berkibar. Entah, tapi aku merasakan kesyahduan. Dua garis warna merah dan putih bersatu padu di atas seuah kain. Kain itu biasa saja, namun mengingatkanku pada sebuah tempat nun jauh di sana. Ah aku ingat, hari ini di tanah kelahiranku, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sebuah hari akan peringatan darah penghabisan. Darah yang mengantarkan negeriku sebuah kemerdekaan.

Hiduplah indonesia raya.


Lagu itu lembut menembus pendengaranku. Kini aku berdiri di tanah asing, menyaksikan sebuah perhelatan akan peringatan kemerdekaan indonesiaku, membuat relungku bergetar. Kerinduan menghimpit.
Teringat di masa kecil, aku selalu menghormati simbol negeriku itu meskipun anehnya di tanah kelahiranku sendiri, patriotisme selalu pudar dan tak berarti. Kain itu naik setengah tiang, naik, naik, dan naik. Lalu sang merah putih itu berkibar khidmat. Terbawa angin nan gagah. Lagu kebangsaan kami bermain di udara. Segelintir orang perantauan yang senasib denganku seketika memberi penghormatan di bawah bayang-bayangnya. Mungkin sepotong kain itu membawakan mereka rajutan kenangan akan kampung halaman. 

Kesedihan tumpah membasahi mataku. Begitu kurindukan negeri itu. Indonesiaku. 

No comments:

Post a Comment