Sunday, August 4, 2013

“Tanah Air di Negeri Asing”



Indonesia tanah airku...

Ditengah hiruk pikuk manusia, ada sebuah kain berkibar. Entah, tapi aku merasakan kesyahduan. Dua garis warna merah dan putih bersatu padu di atas seuah kain. Kain itu biasa saja, namun mengingatkanku pada sebuah tempat nun jauh di sana. Ah aku ingat, hari ini di tanah kelahiranku, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sebuah hari akan peringatan darah penghabisan. Darah yang mengantarkan negeriku sebuah kemerdekaan.

Hiduplah indonesia raya.

Memori yang Hilang




Gonna look back in vain
And see you standing there
When all that remains
Is an empty chair

Lagu itu mengarungi udara pada sore yang hujan. Lewat bulir-bulir kaca jendela. Meneteskan sebuah air mata pada wajahku yang membeku karena dinginnya udara.